6 Jun 2011

Meningitis dan Keperawatannya

Written by Ns. Erwin, S.Kep
PENGERTIAN
MeningitisMiningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik atau virus.
ETIOLOGI & EPIDEMIOLOGI

Miningitis bakteri dapat disebabkan oleh setiap agen bakteri yang bervariasi. Haemophilus Influenza (Tipe β), Streptococcus pneumoniae, dan Naisseria Miningitis (meningokokus) bertanggung jawab terhadap meningitis pada 95 % anak-anak yang lebih tua dari usia 2 bulan.

Organisme lain adalah Streptococus β hemolyticus, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Penyebab utama meningitis neonatus adalah organisme Streptococcus β hemolyticus dan Escherichia coli. Infeksi Escherichia coli jarang terjadi pada anak-anak usia setelah bayi (lebih dari 1 tahun). Meningitis meningokokus (serebrospinal epidemik) terjadi pada bentuk epidemik dan merupakan satu-satunya tipe yang ditularkan melalui infeksi droplet dari sekresi nasofaring. Meskipun kondisi ini dapat berkembang pada setiap usia, risiko infeksi meningokokus meningkat dengan seringnya kontak dan oleh karena itu infeksi terutama terjadi pada anak-anak usia sekolah dan adolesens.

Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan terutama pada periode neonatal. Angka kesakitan tertinggi setelah timbulnya meningitis mengenai anak-anak pada usia antara kelahiran sampai dengan empat tahun (dibawah lima tahun). Faktor maternal seperti ketuban pecah dini dan infeksi ibu hamil selama trimester akhir merupakan penyebab utama meningitis neonatal.
PATOFISIOLOGI

Rute infeksi yang paling sering adalah penyebaran vaskuler dari fokus-fokus infeksi ketempat lain. Contohnya organisme nasofaring menyerang pembuluh-pembuluh darah yang terdapat didaerah tersebut dan memasuki aliran darah keserebral atau membentuk tromboemboli yang melepaskan emboli sepsis kedalam aliran darah.

Proses infeksi yang terlihat adalah inflamasi, eksudasi akumulasi leukosit dan tingkat kerusakan jaringan yang bervariasi. Otak menjadi hiperemis, edema, dan seluruh permukaan otak tertutup oleh lapisan eksudat purulen dengan bervariasi organisme.

MANIFESTASI KLINIK.

Neonatus :

♦ Gejala tidak khas

♦ Panas ±

♦ Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran menurun.

♦ Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung.

♦ Pernafasan tidak teratur.

Anak umur 2 bulan - > 2 tahun :

♦ Gambaran klasik (-)

♦ Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.

♦ Kadang-kadang “ high pitched cry “.

Anak umur > 2 tahun :

♦ Panas , menggigil, muntah, nyeri kepala.

♦ Kejang

♦ Gangguan kesadaran.

♦ Tanda-tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, tanda Brudzinski dan Kering.

Gejala yang sering terlihat :

Keluhan penderita mula-mula nyeri kepala yang menjalar ketengkuk dan punggung
Kesadaran menurun
Kaku kuduk, disebabkan mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk ;
Terdapat tanda kernig dan Brundzinski yang positif.

Tanda kernig yang positif adalah bila paha ditekuk 90° keventral, tungkai dapat diluruskan pada sendi lutut.



PERAWATAN

Pada waktu kejang.
Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka
Hisap lendir.
Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi
Hindarkan penderita dari rudapaksa (mis jatuh )
Bila penderita tidak sadar lama.
Beri makanan melalui sonda
Cegah dekubitus dan pneumonia ortostatik dengan merubah posisi
penderita sesering mungkin.
Cegah kekeringan kornea dengan boorwater / salep antibiotika
Pada inkontinensia alvi lakukan lavement
Pemantauan ketat.
Tekanan Darah
Pernafasan
nadi
Produksi air kemih
Faal hemostasis untuk mengetahui secara dini ada DIC
Penanganan penyulit.
Fisiotherapi dan rehabilitasi.


PROGNOSA
Usia anak, kecepatan diagnosa setelah timbulnya gejala dan terapi yang adekwat penting dalam prognosa meningitis bakteri. Mortalitas miningitis neonatus kira-kira 50 % meskipun gejala yang timbul terlambat, sedangkan meningitis streptokokus β hemolitikus menimbulkan 15 – 20 % kasus fatal. Bila penyebabnya hemofilus influensya dan miningitis meningokokus, angka mortalitas 5 – 10 % sedangkan meningitis pneumokokus pada bayi dan anak-anak kira-kira 20 %.
Gejala sisa miningitis bacteri paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 tahun pertama dan sangat sedikit pada anak-anak dengan miningitis meningokokus. Gejala sisa pada bayi terutama disebabkan oleh hidrosefalus komunikasi dan efek-efek yang lebih besar berupa cerebritis pada otak yang belum matang. Pada anak-anak yang lebih besar gajala sisa dihubungkan dengan proses peradangan itu sendiri atau akibat dari vaskulitis (radang pembuluh darah) yang menyertai penyakit ini. Evaluasi saraf N VIII penting atau sekurang-kurangnya follow up 6 bulan untuk mengkaji kemungkinan hilangnya pendengaran.

Asuhan Keperawatan Miningitis

Pengkajian Keperawatan :

Pengkajian keperawatan meningitis tergantung pada tingkat yang luas pada usia anak-anak. Gambaran klinis juga dipengaruhi oleh beberapa tingkat tipe organisme dan efektivitas tetapi terhadap penyakit yang mendahuluinya. Berikut ini pengkajian keperawatan berdasarkan golongan usia tumbuh kembang anak.

§ Riwayat Kesehatan Masa Lalu.

Mencakup beberapa pertanyaan sebagai berikut :

- Apakah pernah menderita inpeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
- Apakah pernah mengalami prosedur neurosurgital
- Apakah pernah menderita trauma yang mencederai kepala
- Adakah kelainan bawaan (spina bifida)
- Bagaimana riwayat kesehatan ibu selama hamil
- Bagaimana riwayat kesehatan keluarga
- Bagaimana riwayat imunisasi, dll.

PENGKAJIAN MININGITIS

Riwayat: Mengalami infeksi saluran pernapasan atau infeksi telinga, kontak dengan pasien rinitis. Pneumonia dan otitis media seringkali mendahului pneumokokus dan hemofilus miningitis.
Gejala subjektif: Sakit kepala yang hebat, nyeri otot, kaku kuduk, sakit punggung, dingin, ekspresi rasa takut. Tidak enak badan dan mudah terangsang
Suhu tubuh: 38– 41° C, dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas, kulit kering,berkeringat.
Tanda Vital: Nadi lambat sehingga intra kranial meningkat dan Tekanan Darah meningkat.
Tingkat kesadaran: Mula-mula sadar kemudian delirium dan akhirnya Koma.
Persarafan: Perubahan refleks. Tidak adanya refleks dinding abdomen, tidak adanya refleks kremasterik pada laki-laki, gangguan refleks tendon. Kaku kuduk. Tanda Brudzinski positif, tanda Kernig positif. Ubun-ubun besar menonjol (bayi).
Cairan & Elektrolit: Turgor kulit jelek, berkurangnya output urin.
Muskuloskeletal Meningokoksemia kronik : bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar (khususnya lutut dan pergelangan kaki).
Kulit: Meningokoksemia:Ptekia dan lesipurpura yang didahului oleh ruam. Pada penyakit yang berat dapat ditemukan ekimosis yang besar pada wajah dan ekstremitas.

Diagnosa yang muncul :

Infeksi sehubungan dengan adanya kuman patogen pada cairan serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.

Perubahan perfusi jaringan otak sehubungan dengan peradangan dan edema pada otak dan selaput otak.
Ketidak efektipan pola pernapasan sehubungan dengan perubahan tingkat kesadaran.
Gangguan perfusi jaringan perifer sehubungan dengan infeksi meningokokus.
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas sehubungan dengan perubahan tingkat kesadaran.
Nyeri sehubungan dengan peradangan pada selaput otak dan jaringan otak.
Hipertemia sehubungan dengan infeksi.
Potensial defisit cairan sehubungan dengan muntah dan demam.
Potensial berlebihannya volume cairan sehubungan dengan sekresi ADH berlebihan.
Takut sehubungan dengan parahnya kondisi.
Kurangnya perawatan diri sendiri sehubungan dengan perubahan susunan saraf pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar