24 Mei 2011

mikroaLga

MIKROALGA




Oleh :

Nama : Rina Andriyani

NIM : B1J009052

Kelompok : 3

Rombongan : I

Asisten : Anna Laura Silaban

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroalga merupakan pembuka kehidupan di planet bumi ini, karena mikro- alga memungkinkan adanya makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatannya di muka bumi. Menurut evolusi mikroalga diketahui telah hidup jauh sebelum manusia ada, dengan jarak sekitar beberapa ratus juta tahun. Mikroalga merupakan organisme autotrof (dapat membuat makanan sendiri) karena mikroalga mampu merubah hara anorganik menjadi organik dan merupakan organisme penghasil oksigen (O2). Sifat mikroalga yang sangat menguntungkan bagi organisme lain memungkinkan organisme yang lebih tinggi tingkatannya untuk dapat hidup dengan produk-produk yang dihasilkan dari mikroalga, salah satunya oksigen yang merupakan faktor penting penunjang hidup bagi sebagian besar organisme.

Kondisi perairan Indonesia yang sangat potensial perlu terus dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Salah satunya adalah dengan pengembangan potensi hasil laut seperti ikan. Ikan merupakan salah satu hewan laut yang bersifat heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri), oleh karena itu ikan memperoleh energi dari organisme lain baik hewan maupun tumbuhan.

Wilayah perairan Indonesia memiliki luas sekitar 2/3 dari luas seluruh wilayah dan memiliki panjang garis pantai sekitar 81.000 km dengan luas perairan pantai sekitar 5,8 juta km persegi. Potensi lahan pengembangan budidaya laut di Indonesia juga cukup besar yaitu 80,929 ha, dengan potensi produksi mencapai 46.734.300 ton/tahun.

Mikroalga merupakan salah satu pakan alami bagi ikan. Adanya mikroalga yang melimpah dapat membuat pertambahan kelimpahan ikan juga. Adanya mikroalga juga dapat meminimalisir jumlah biaya produksi dalam budidaya ikan karena pakan yang digunakan merupakan pakan yang berharga murah dan memiliki tingkat kendungan protein yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada ikan tersebut.

Kandungan protein yang tinggi pada mikroalga memungkinkan mikroalga dijadikan sebagai makanan kesehatan yang non kolesterol. Selain itu mikroalga juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, pendegradasi limbah (pengurai limbah), sumber energi, pengontrol polusi, spesies indikator (tercemar/tidaknya suatu perairan), pupuk pertanian (dapat diolah menjadi kompos), dan lain-lain.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan praktikum kultur mikroalga ini yaitu mahasiswa dapat mengisolasi mikroalga dari alam dengan metode pipet kapiler dan dapat mengkultur mikroalga monospesies skala laboratorium.

C. Tinjauan Pustaka

Suatu organisme yang digunakan sebagai pakan harus tidak membahayakan bagi kehidupan larva yang dipelihara, tidak mencemari lingkungan, tidak mengandung bahan beracun maupun logam berat, dan tidak berperan sebagai inang organisme pathogen maupun parasit. Oleh karena itu, jasad pakan harus bersih dari bahan-bahan beracun, logam berat, organisme pathogen dan parasit, serta tidak menghasilkan racun pada seluruh siklus hidupnya. Hal ini merupakan syarat pertama dalam pemilihan jasad pakan (Isnansetyo & Kurniastuti, 1995).

Phytoplankton dalam pembenihan dapat berperan ganda, selain dapat digunakan sebagai pakan dalam kultur zooplankton juga dapat ditambahkan secara langsung dalam bak pemeliharaan larva. Penambahan phytoplankton dalam bak pemeliharaan larva tidak hanya berfungsi sebagai penyangga kualitas air juga sebagai pakan zooplankton yang diberikan pada bak tersebut. Adanya penambahn phytoplankton dapat mempertahankan kualitas nutrisi zooplankton. Beberapa phytoplankton diketahui dapat menyerap senyawa yang bersifat racun bagi larva, dapat meningkatkan oksigen terlarut karena phytoplankton dapat melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen sehingga dapat mengendalikan kandungan karbon dioksida yang berlebih (Baugis,1979). Spirullina sp. merupakan salah satu phytoplankton yang memiliki kandungan protein tinggi yang dapat digunakan sebagai pakan ikan maupun udang. Tingginya kandungan protein yang terdapat pada Spirullina sp. dapat meningkatkan kualitas ikan maupun udang yang mengkonsumsinya. Spirulina sp. mengandung senyawa perangsang pertumbuhan yang diperkirakan berguna dalam mempetahankan kesehatan dan mencegah penyakit. Hal ini membuat spirulina juga dikenal sebagai makanan kesehatan (Dewi, 2007).

Mikroalga Spirullina sp. platensis termasuk dalam golongan Cyanobacteri yang telah dikoleksi dan telah dibiakkan untuk memproduksi pigmen biru, phycocyanin. Phycocyanin diketahui mampu meningkatkan kekebalan, pewarna makanan, kosmetik dan obat-obatan. Phycocianin diketahui diproduksi dari biomassa kering Spirullina platensis dan diisolasi dengan cara ekstraksi menggunakan larutan buffer fosfat pH 7. Produksi phycocianin maksimal diperoleh dari pertumbuhan hari ke-28. Pengendapan dengan larutan (NH4)2SO4 55% memberikan hasil yang terbaik dibandingkan dengan aseton (-200 C) dan CaCl2 1 %. Nilai absosban phycocianin terdialisis meningkat menjadi 1,741 dari 1,364. Pemurnian dengan kromatografi lapis tipis menghasilkan spot yang posisinya setara dengan spot standar (Arlyza, 2005).

Beberapa phytoplankton yang dapat dikultur untuk pakan alami ikan adalah Chlorella, Tetraselmis chuii, Dunaliella salina, Artemia dan spirullina. Spirullina sp. merupakan alga hijau yang dapat tumbuh di air tawar dan air laut. Bentuk selnya tunggal (uniseluler), namun kadang-kadang dijumpai bergerombol, berbentuk spiral. Diameter berkisar antara 2-8 mikron, berwarna hijau karena mengandung klorofil yang merupakan pigmen dominan, dinding selnya keras karena mengandung selulosa dan pectin. Spirullina sp. bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh dimana-mana, kecuali pada tempat yang sangat kritis bagi kehidupan. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-35 ppt, dengan slinitas optimum 10-20 ppt. Alga ini dapat bertahan hidup pada suhu 400 C, dengan suhu tumbuh optimum 25-300 C (Song, 1980).

Menurut Kurniasih (2006) Spirulina sp. berpotensi digunakan dalam bentuk bioenkapsulasi Artemia untuk meningkatkan kesintasan dan pertumbuhan pascalarva udang putih. Proses yang berbasis bioteknologi cyanobacteria telah menerima bunga meningkat karena potensi mereka untuk menghasilkan beragam bahan kimia dan senyawa aktif biologis, seperti vitamin, pigmen karotenoid, protein, lipid dan polisakarid. Cyanobacterium platensis Spirulina telah komersial dimanfaatkan untuk produksi manusia suplemen makanan, pakan ternak dan obat-obatan karena kemampuannya untuk memproduksi besar jumlah produk berharga, seperti phycocyanin. Platensis Spirulina adalah multiseluler, berserabut cyanobacterium, terdiri dari filamen biru-hijau sel silinder (1 sampai 12 pM diameter) di Trikoma helicoidal tidak bercabang, filamen menjadiing motil, meluncur sepanjang sumbu mereka, dan tidak memiliki heterocysts. Spirulina dapat menjajah lingkungan yang tidak cocok untuk banyak organisme lain, membentuk populasi di air tawar dan payau danau dan beberapa lingkungan laut, terutama basa danau asin. Produksi skala besar biomassa Spirulina tergantung pada banyak faktor, yang paling penting yang ketersediaan suhu, gizi dan cahaya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan Spirulina dan komposisi biomassa yang dihasilkan oleh perubahan dalam metabolisme, yang cukup memodifikasi saja saat akumulasi komponen biomassa utama. Karbon merupakan unsur hara utama dibutuhkan oleh Spirulina, dan di danau alkali ini organisme adalah spesies dominan karena adanya konsentrasi tinggi natrium karbonat ( Alberto et al., 2002).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol kultur, lampu TL 40 watt, mikroskop, pipet tetes, aerator dan perangkatnya, kapas dan kain kasa, gelas ukur, hand counter, Sedgewic raffer, pipet kapiler, pembakar spritus, cover glass. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk sampel mikroalga, media Zarrouk, aquades, Spirulina sp.

Pembuatan media pertumbuhan mikroalga

- Alat-alat yang digunakan adalah beaker glass, pipet, corong penyaring dan pengaduk.

- Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan chlorine, natrium thiosulfat, air sumur, media Conway dengan komposisi:

No.

Zat Hara

Jumlah (gram)

1.

Larutan Makro

NaNO3

NaH2PO4.2H2O

FeCl3.6H3O

H3BO3

MnCl2.4H2O

EDTA TITRIPLEK III

200

40

2,6

67,2

0,72

90

2.

Larutan Treatment

ZnCl2

CuCl2.6H2O

(NH4)6NO7O24.4H2O

CuSO4.5H2O

2,1

2

0,9

2

Media Miquel-Allen dengan komposisi:

No.

Zat Hara

Jumlah (gram)

1.

Solution A

KNO3

Aquades steril

20,20

1000 ml

2.

Solution B

Na2HPO2 12 H2O

FeCl3

CaCl2 6H2O

HCL

Aqudes steril

4

2

4

2 ml

80 ml

Media Zarrouk dengan komposisi:

No.

Zat Hara

Jumla (gram)

1.

NaHCO3

K2HPO4

NaNO3

MgSO4

K2SO4

NaCl

CaCl2

FeSO4

8,4

0,25

1,25

0,1

0,5

0,5

20 mg

5 mg

2.

EDTA

Aquades steril

80 mg

1000 ml

· Isolasi spesies mikroalga

- Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas reaksi, cawan petri, jarum ose, pipet, erlemeyer, autoclave dan lampu TL 40 watt.

- Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel mikroalga dari air, aquades steri, media kultur spesifik mikroalga, media agar, media cair dan air laut.

· Kultur mikroalga pada skala laboratorium

- Alat-alat yang digunakanadalah botol kultur, pipa aerasi, refraktometer, selang aerasi, corong penyaring, highblow (aerator listrik), lampu neon, pipet, batu aerasi dan beaker glass.

- Bahan-bahan yang digunakan adalah media Conway dan media Miquel-Allen

B. Metode

· Identifikasi spesies mikroalga dari berbagai cara hidupnya

- Sampel mikroalga dari air diambil dengan planktonet dan dimasukkan botol

- Dengan menggunakan pipet tetes sampel mikroalga diambil satu tetes dan diteteskan di atas object glass serta ditutup dengan cover glass selanjutnya diamati dibawah mikroskop

- Identifikasi dan klasifikasikan jenis-jenis mikroalga yang diperoleh.

Metode skematis







· Pembuatan media pertumbuhan mikroalga

- Sterilisasi media dengan merebus air sumur sampai mendidih kemudian didinginkan

- Alat-alat Erlenmeyer, botol-botol kultur, disterilkan dengan cara kimia dengan cara peralatan yang sudah dicuci bersih direndam dengan larutan chlorine 150 mg/l selama 12-24 jam. Kemudian dinetralisasi dengan 40-50 mg/l natrium thiosulfat dan dibilas dengan air tawar hingga bau chlorine hilang.

- Pembuatan larutan Conway yaitu disediakan 1000 ml aquades dalam beaker glass, dan dimasukkan satu persatu pupuk kimia makro sambil diaduk hingga larut. Buat larutan treat elemen dalam 100 ml aquades. Ambil 12 ml treat elemen dan dimasukkan dalam stock pupuk Conway. Pemakaian 1 ml dalam 1 liter aquades steril.

- Pembuatan larutan Miquel-Allen yaitu sediakan aquades 100 ml dan 20,20 gr KNO3 diaduk hingga merata (solution A). bahan kimia B satu/satu dimasukkan pada 80 ml aquades dan diaduk, kemudian masukkan HCL 2ml dan diaduk sampai merata (solution B). Pemakaian 2 ml solution A dan 1 ml solution B dalam 1 liter aquades steril.

- Pembuatan media Zarrouk yaitu bahan-bahan kimia yang terdapat ditabel dimasukkan satu persatu ke dalam beker glass yang berisi 500 ml aquades steril. Kemudian dilarutkan dengan menggunakan magnetic hot stirrer. Setelah terbentuk larutan homogeny kemudian ditambahkan air steril hingga volume 1000 ml.

Sterilisasi media dengan merebus air sumur sampai mendidih lalu didinginkan

Metode skematis


Pupuk kimia makro

Bahan-bahan yang pada tabel

20,20 gr KNO3










· Isolasi spesies mikroalga

- Metode isolasi pengenceran berseri dengan cara sampel dipindahkan ke dalam tabung reaksi atau Erlenmeyer dengan berulang-ulang sehingga didapatkan bibit murni.

- Metode isolasi pengenceran pipet kapiler berseri dengan cara meletakan bibit murni mikroalga pada object glass sebanyak 1 tetes pada 1 tempat kemudian mikroalga diambil dengan menggunakan pipet kapiler lalu diletakan pada tetesan aquades kedua dan seterusnya hingga tersisa satu jenis mikroalga pada tetesan aquades ketiga.

Mikroalga diambil dengan pipet kapiler

Metode skematis










· Kultur mikroalga pada skala laboratorium

- Alat-alat yang akan digunakkan disterilisasi terlebih dahulu

- Isolat Spirullina sp. disediakan

- Aquades steril dimasukkan ke dalam botol kultur sebanyak 500 ml, kemudian dimasukkan isolat (Spirullina sp.) sebanyak 260 ml.

- Setelah isolat masuk diaduk kemudian diambil 1 tetes, dimasukkan ke haemocytometer untuk melihat kepadatan awal dengan rumus : jumlah sel x 104 sel/ml

- Kemudian ditambahkan pupuk Conway dan diberi aerasi.

Alat-alat yang akan digunakkan disterilisasi terlebih dahulu

Metode skematis




III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada prktikum kultur mikro alga didapatkan hasil sebagai berikut:

L1 = 23 L6 = 24

L2 = 25 L7 = 26

L3 = 25 L8 = 26

L4 = 27 L9 = 25

L5 = 29 L10 = 25

Kepadatan awal (N1) = 812102 sel/ml

Kepadatan yang diinginkan (N2) = 2. 104 sel/ml

Volume air media yang diinginkan (V2) = 500 ml

Volume air media yang diperlukan (V1) = ?

N1 x V1 = N2 x V2

81.104 x V1 = 2. 104 x 500

Gambar mikroalga yang ditemukan yaitu:














Gambar 1. Chlorella sp. Gambar 2. M. aeruginosa. Gambar 3. Euglena sp.

B. Pembahasan

Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini menunjukkan bahwa volume bibit yang akan diteber sebesar 1,23 ml. Setelah dilakukan inokulasi pada media didapatkan hasil bahwa terjadi pertumbuhan Spirulina dengan berubahnya warna media menjadi kecoklatan yang menunjukkan adanya pertambahan jumlah sel. Hal ini sesuai dengan pernyataan Isnansetyo dan Kurniastuti (1995), bahwa pertumbuhan phytoplankton dalam kultur ditandai dengan bertambah besarnya ukuran sel atau bertambah banyaknya jumlah sel. Hingga saat ini kepadatan sel digunakan secara luas untuk mengetahui pertumbuhan phytoplankton dalam kultur pakan alami (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995).

Menurut Isnansetyo dan KurniastutI (1995), klasifikasi dari Chlorella adalah sebagai berikut :

Domain : Chlorophyta

Kelas : Chlorophyceae

Ordo : Chlorococcales

Familia : Chlorellacea

Genus : Chlorella

Spesies : Chlorella sp.

Chlorella adalah genus ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar, laut, dan tempat basah. Ganggang ini memiliki tubuh seperti bola, di dalam tubuhnya terdapat kloroplas berbentuk mangkuk. Perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif dengan membelah diri. Setiap selnya mampu membelah diri dan menghasilkan empat sel baru yang tidak mempunyai flagel. Ganggang ini sering digunakan di laboratorium untuk penyelidikan fotosintesis. Karena sifatnya yang unik, para ahli berpendapat bahwa Chlorella dapat ikut mengatasi kebutuhan pangan manusia di masa yang akan dating. Chlorela merupakan mikroorganisme yang termasuk dalam filum Chlorophyta atau yang sering kita kenal sebagai alga hijau. Alga hijau memiliki struktur yang hampir sama dengan tumbuhan, salah satunya ialah dinding selnya. Chlorella juga mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa. Selain tersusun atas selulosa, beberapa spesies chlorella mempunyai dinding sel yang juga tersusun atas sporopollenin. Sporopollenin juga terdapat pada spora dan serbuk sari yang merupakan suatu biopolimer dari karotenoid yang mempunyai kemampuan resisten yang luar biasa terhadap degradasi oleh enzim atau reagen-reagen kimia yang kuat (Cannon,1928).

Selain mempunyai kemampuan resisten yang sangat kuat, Sporopollenin ini juga mempunyai kemampuan untuk mengadsorbsi ion logam dari suatu larutan membentuk kompleks logam dengan ligan. Hal ini menyebabkan alga hijau ini disebut sebagai filter feeder, yaitu organisme yang mampu menyaring partikel yang berasal dari suspensi di lingkungan hidupnya (Cannon,1928).

Klasifikasi Mycrocystis aeruginosa menurut Anonim (2011) yaitu sebagai berikut:

Domain : Cyanobacteria

Kelas : Cyanophyceae

Ordo : Chroococcales

Familia : Microcystaceae

Genus : Mycrocystis

Spesies : Mycrocystis aeruginosa

Mycrocystis aeruginosa adalah kolonia uniseluler yang umum ditemukan di lingkungan air tawar. Bakteri ini menghasilkan racun yang berbahaya yang menimbulkan risiko kesehatan bagi penduduk yang tinggal dan pemanenan di daerah yang terkontaminasi di mana Mycrocystis aeruginosa mekar. Mekar terjadi ketika tingkat gizi lonjakan dalam lingkungan perairan atau tingkat gizi yang selektif terhadap Microcyctis aeruginosa. Mycrocystis aeruginosa memiliki genom lingkaran tunggal yang terdiri dari 5.842.795 pasang basa dan seluruhnya telah diurutkan oleh para peneliti. Genomnya adalah 6312 protein-encoding gen, dua set gen rRNA, dan 42 gen tRNA yang mewakili 41 jenis tRNA. Empat puluh lima persen dari sekuens protein-encoding menunjukkan kesamaan sekuens dengan gen fungsi diketahui, 32% sama dengan gen hipotetis dengan fungsi hipotetis, dan 23% sisanya tidak memiliki kesamaan jelas dan kode untuk fungsi yang unik. Keberadaan struktur intraseluler, vesikula gas, menyediakan sel-sel dengan daya apung. Berongga struktur gas penuh dapat menjaga Microcystis sel dekat permukaan badan air, di mana ada cahaya yang optimal dan oksigen untuk pertumbuhan. Jadi, ketika kolom air stabil, koloni-koloni dapat menumpuk di permukaan air dan mekar membentuk air permukaan. Diameter sel berkisar dari 2,61 untuk 5.40μm, dan dapat berupa bulat telur atau berbentuk bulat. Penutup ekstraselular Microcyctis aeruginosa dibagi menjadi beberapa lapisan: membran sitoplasma atau plasmalemma, lapisan peptidoglikan, dan struktur berlapis-lapis dari dinding sel Microcyctis aeruginosa ringan tergantung dan pemberian oksigen, tetapi sel-sel dapat hidup di bawah gelap. kondisi anaerobik untuk periode waktu di danau subur. mekar permukaan air dapat menyebabkan kondisi anaerob di bawah permukaan air dan dengan demikian membuat fitoplankton lainnya termasuk Mycrocystis aeruginosa hidup di lingkungan yang tidak menguntungkan (Kim et al., 1997).

Namun, Mycrocystis aeruginosa tampaknya lebih toleran dengan kondisi anaerobik gelap, yang mungkin penting bagi dominasi Mycrocystis aeruginosa di danau subur. Mycrocystis aeruginosa menunjukkan sedikit kenaikan aktivitas metabolisme sel, ada kematian mencolok sel, dan tidak adanya pembusukan fluoresensi klorofil-a dalam kasus-kasus individu dan persaingan dalam kondisi anaerobik gelap. Kejadian besar aeruginosa Microcystis secara rutin ditemukan di permukaan badan air di musim semi dan musim panas Cyanobacteria dapat mengadopsi strategi yang berbeda untuk mengurangi kemungkinan yang dikonsumsi oleh tingkat atas trofik mereka jaring makanan, seperti morfologi dan racun intraseluler. Microcystins adalah peptida siklik yang hepatotoxins ampuh untuk tikus dan manusia dan tidak diizinkan oleh banyak senyawa penggembalaan. Mycrocystis aeruginosa mencemari sistem perairan, menyebabkan masalah rasa dan bau dalam air minum, dan menurunkan kualitas air secara keseluruhan. Beberapa ilmuwan melaporkan bahwa jerami padi ekstrak dapat menghambat pertumbuhan Mycrocystis aeruginosa karena efek sinergis dari berbagai senyawa fenolik dalam jerami padi, yang menunjukkan bahwa bio-ramah lingkungan-bahan dapat digunakan untuk mengendalikan algal mekar Mycrocystis aeruginosa dalam air eutrofik (Shi et al, 2007).

Klasifikasi Euglena menurut Ehrenberg (1830) adalah sebagai berikut :

Domain : Euglenophyta

Kelas : Euglenoidea

Ordo : Euglenales

Familia : Euglenaceae

Genus : Euglena

Spesies : Euglena sp.

Euglena adalah protista yang dapat makan makanan sebagai hewan yaitu heterotrop, dan dapat berfotosintesis, seperti tanaman, yaitu autotrop. Ketika bertindak sebagai heterotroph, maka Euglena mengelilingi partikel makanan dan mengkonsumsi dengan cara fagositosis. Ketika bertindak sebagai suatu autotroph, yang Euglena menggunakan kloroplas, (warna hijau) yang mengandung Klorofil a, Klorofil b, dan beberapa karotenoid pigmen, untuk memproduksi gula oleh fotosintesis. Setiap kloroplas memiliki tiga membran, dan ada di tumpukan tilakoid tiga. Jumlah dan bentuk kloroplas dalam euglenozoa sangat bervariasi karena kondisi lingkungan dan sejarah evolusi. Euglena dapat bergerak melalui lingkungan perairan dengan menggunakan besar flagela untuk bergerak. Untuk mengamati lingkungan, sel berisi eyespot, sebuah organel primitif yang menyaring sinar matahari ke cahaya-mendeteksi, foto-sensitif struktur di dasar flagel; memungkinkan hanya panjang gelombang tertentu dari cahaya untuk memukulnya. Daerah ini foto-sensitif mendeteksi cahaya yang dapat ditularkan melalui eyespot tersebut. Ketika cahaya tersebut terdeteksi, Euglena sehingga dapat menyesuaikan posisi untuk meningkatkan fotosintesis. Mobilitas Euglena juga memungkinkan untuk kemampuan berburu, karena adaptasi ini, banyak Euglena dianggap mixotrophs : autotroph di sinar matahari dan heterotrophs dalam gelap. Euglena juga memiliki struktural dinding sel kurang, namun memiliki pellicle gantinya. Pellicle terbuat dari pita protein yang spiral ke bawah panjang Euglena dan berbaring di bawah membran plasma (Anonim, 2011).

Euglena dapat bertahan hidup di air tawar dan garam. Dalam kondisi kelembaban rendah, Euglena membentuk dinding pelindung di sekitar dirinya sendiri dan tertidur sebagai spora sampai kondisi lingkungan membaik. Euglena juga bisa bertahan dalam gelap dengan menyimpan paramylon butiran dalam tubuh pyernoid dalam kloroplas. Euglena gracilis dan euglena lain hijau karena mereka makan ganggang hijau. They keep the algae inside their bodies and use it to make their own food. Mereka menjaga alga di dalam tubuh mereka dan menggunakannya untuk membuat makanan mereka sendiri. These green parts inside the Euglena's body are called chloroplasts. Bagian-bagian hijau dalam Euglena's tubuh disebut kloroplas (Anonim, 2011).

A euglena's body is only one cell, so they are very small and you must use a microscope to see them. Tubuh Euglena hanya satu sel, sehingga mereka sangat kecil dan harus menggunakan mikroskop untuk melihat mereka. Sometimes, since they live in water, if there are millions of euglena together, they form a mat on the surface of a pond or marsh that you can see. Kadang-kadang, karena mereka hidup di air, jika ada jutaan euglena bersama-sama, mereka membentuk tikar di permukaan kolam atau rawa, It looks slimy, a lot like algae.terlihat licin, sangat mirip ganggang. Some people say it looks like "pea soup." Beberapa orang mengatakan itu terlihat seperti "sup kacang." It gets in swimming pools too, if they are not cleaned regularly. Ia mendapat di kolam renang juga, jika mereka tidak dibersihkan secara teratur. If you've ever seen water in a marsh that looks red, it's from many euglena.Jika Anda pernah melihat air di sebuah rawa yang tampak merah, itu dari euglena banyak. Some species have chemicals in them that make them red. Euglena gracilis is not one of those species. Beberapa spesies memiliki bahan kimia di dalamnya yang membuat mereka merah gracilis. Euglena bukan salah satu spesies (Anonim, 2011).

Pertumbuhan suatu jenis phytoplankton sangat erat kaitannya dengan ketersediaan hara makro dan mikro serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Medium pembiakan Chlorella dengan menggunakan medium dasar air laut dalam praktikum ini diperkaya dengan pupuk Conway yang terdiri dari unsure hara makro yang meliputi NaNO3, NaH2PO4 2H2O, FeCl3 6H2O, H3BO3, MnCl2 4H2O, EDTA TITRIPLEK III dan unsure hara mikro yang meliputi ZnCl2, CoCl2 6H2O, (NH4)6No7O244H2O, dan CuSO4. 5H2O Menurut Isnasetyo dan Kurniastuty (1995) pupuk yang digunakan dalam skala laboratorim harus mengandung unsure hara yang lengkap yang terdiri atas unsure hara makro yang terdiri dari N, P, K, S ,Na, Si, Ca dan unsure hara mikro yaitu Fe, Mn, Cu, Zn, Mg, Mo, Si, Co, B dan lain-lain tergantung phytolanktonya. Setiap unsure hara mempunyai fungsi-fungsi kusus yang tercermin dalam pertumbuhan dan kepadatan yang dicapainya, tanpa mengesampingkan pengaruh kondisi lingkungan. Unsur N, P, dan S penting untuk pembentukan protein dan K berfungsi dalam metabolisme karbohidrat. Fe dan Na berperan dalam pembentukan chlorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan bahan untuk pembentukan dinding sell atau cangkang.. Chlorella bersifat kosmopolit yang dapat tumbuh dimana-mana kecuali pada tempat yang kritis bagi kehidupannya. Pertumbuhannaya sangat dipengaruhi oleh beberapa factor yang termasuk dalam factor eksternal dan factor internal. Factor internal berupa factor genetic yang sangat berpegaruh terhadap sifat-sifat pertumbuhannya. Dan factor luar yang meliputi ketersediaan unsure hara makro/mikro, cahaya, suhu, tekanan osmose, pH air dan salinitas. Alga ini dapat tumbuh pada salinitas 0-3 ppt. Salinitas 10-20 ppt merupakan salinitas optimum untuk pertumbuhannya. Alga ini masih dapat bertahan hidup pada ssssuhu 40 oC tetapiu tidak mengalami pertumbuhan. Kisaran suhu 25-30 oC merupakan kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan alga Chlorella. Sedangkan untuk Dunaliella suhu optimal untuk pertumbuhan alga ini antara 20-40oC, tergantung strainnya. Alga ini akan tumbuh optimal pad pH 9, tetapi masih dapat bertahan hidup pada perairan yang ber-pH 11. Salinitas optimum untuk pertumbuhan alga ini berkisar antara 18-22 persen NaCl, akan tetapi agar produksi karotenoid optimal membutuhkan media yang bersalinitas lebih besar dari 27 persen NaCl (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Kepadatan phytoplankton dapat dihitung dengan menggunakan Sadgewic raffer. Sadgewic raffer merupakan suatu alat yang terbuat dari gelas yang dibagi menjadi sepuluh kotakan. Kotak tersebut berbentuk lingkaran-lingkaran. Sadgewic raffer lebih susah dan jarang yang digunakan dibandingkan hemacytometer (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Kultur skala laboratorium dimulai dari volume 0,5 l hingga 3,5 l. Air laut dengan salinitas (misal 30 ppt) dimasukan dalam botol-botol kultur, sebelumnya harus disaring dan disterilkan. Inokulum dimasukkan 1/3 bagian. Media kultur dipupuk lebih dahulu dengan pupuk cair untuk memudahkan penggunaanya. Selain itu diberi aerasi dan diletakan pada rak kultur dengan pencahayaan lampu TL. Pupuk yang digunakan harus mengandung unsur-unsur hara makro (N, P, K, S, Na, Si, dan Ca) dan unsur hara mikro (Fe, Zn, Mn, Mo, Co, B, dll) (Ilalqisny, et al., 2011).

Indikator Conway yatu Larutkan 0,100 g merah metil (metil red) dan 0,150 g hijau bromkresol (bromcresol green) dengan 100 ml etanol 96 %. Indikator Miquel-Allen yaitu akuades 100 ml dan 20,20 gr KNO3, HCl 2 ml. Sedangkan media Zarrouk sebanyak 8,4 g NaHCO3, 0,25 g K2HPO4, 1,25 g Na NO3, 0,1 g MgSO4, 0,5 g K2SO4, 0,5 g NaCl, 20 mg CaCl2, 5 mg FeSO4 dan 80 mg EDTA. Kelebihan dari media pupuk Zarrouk dibandingkan pupuk Conway dan pupuk Miquel-Allen yaitu bahwa volume pemakaianya lebih banyak yaitu berisi 500 ml air steril hingga 1000ml. Sedangkan Conway hanya 1ml untuk 1liter akuades steril dan Miquel-Allen hanya 2ml solusion A dan 1ml Solution B dalam 1liter akuades steril (Ilalqisny, et al., 2011).

Sistem aerasi adalah rangkaian proses pengambilan dan pemasukan udara ke dalam media pemeliharaan. Fungsi aerasi selain memberi oksigen di akua ketika listrik padam, juga diharapkan membuat pergerakan air dalam akua. Sebab jika hanya di protein skimmer saja, gelembungnya hanya didalam tabung skimmernya, dan mungkin keluarnya dikawatirkan tidak cukup membantu kehidupan dalam akua Fungsi aerasi yaitu antara lain untuk suplai O2/CO2, pengaduk air media pemeliharaan, pemerataan cahaya, pemerataan pupuk (Hastuti, 2004).

Prinsip aerasi air pada kolam ikan adalah :
1. memperluas areal permukaan yang kontak dengan udara

2. Mencampur air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara

3. Mencampurkan air yang beroksigen tinggi dengan air yang beroksigen rendah
4.
Sirkulasi air
5. Udara sebagai sumber oksigen paling tinggi di alam
(Admin, 2008)

Metode isolasi tergantung ukuran dan karakteristik mikroalga. Ada 5 metode yang dapat dilakukan :

1. Isolasi berdasrkan pergerakan oleh pengaruh fototaksis positif. Organisme akan bergerak menuju sumber cahaya.

2. metode isolasi pengenceran berseri

Isolasi pada organisme yang banyak dan salah satunya dominan. Caranya dengan memindahkan sampel ke tabung reaksi/ erlenmeyer berulang-ulang hingga diperoleh bibit murni.

3. metode isolasi pengulangan sub kultur

Isolasi ini dilakukan pada organisme yang jumlah dan jenisnya sedikit. Caranya seperti pengenceran berseri, tetapi media bermacam-macam.

4. metode isolasi pipet kapiler

Isolasi dengan memasukkan 10-15 tetes ke tengah cawan petri dan kemudian dimasukkan 6-8 tetes media di sekelilingnya.

5. metode isolasi goresan

Isolasi untuk mikroalga sel tunggal. Media yg digunakan agar-agar 1,5 % dicampur air laut dan dididihkan hingga larut. Dipupuk dan disterilkan dg autoclave. Didinginkan pd cawan petri atau tabung dlm posisi miring. Air sampel digoreskan dg jarum ose. Diberi cahaya dari lampu TL 40 watt. Hasil kultur murni dikembangkan dalam media cair ( Insan dkk, 2011).

Menurut Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) ada empat fase pertumbuhan mikroalga, yaitu:

1. Fase istirahat

Sesaat setelah penambahan inokulum ke dalam media kultur, populasi tidak mengalami perubahan. Ukuran sel pada saat ini umumnya meningkat. Secara fisiologi phytoplankton sangat aktif dan terjadi proses sintesis baru. Organisme mengalami metabolisme, tetapi belum terjadi pembelahan sel sehingga kepadatan sel belum meningkat.

2. Fase logaritmik atau eksponensial

Fase ini diawali oleh pembelahan sel dengan laju pertumbuhan tetap. Pada kondisi yang optimal, laju pertumbuhan pada fase ini mencapai maksimal.

3. Fase stasioner

Pada fase ini pertumbuhan mengalami penurunan dibandingkan dengan fase logaritmik. Pada fase ini laju reproduksi sama dengan fase kematian.

4. Fase kematian

Laju kematian lebih cepat dibandingkan laju reproduksi. Pada se ini pnurunan kepadatan phytoplankton ditandai dengan perubahan kondisi optimum yang dipengaruhi oleh temperatur, cahaya, pH air, jumlah hara yang ada dan beberapa kondisi lingkungan yang lain.

Pertumbuhan suatu jenis phytoplankton sangat erat keterkaitannya dengan ketersediaan hara makro dan mikro serta dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan mikroalga antara lain cahaya, suhu, tekanan osmose, dan pH air, yang kemungkinan dapat memacu atau menghambat pertumbuhan. Selain itu faktor genetik merupakan faktor internal yang berpengaruh terhadap sifat-sifat pertumbuhan phytoplankton (Erlina dan Hastuti, 1986).

IV. KESIMPULAN

Setelah melakukan kegiatan praktikum kultur mikroalga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertumbuhan phytoplankton dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, cahaya, tekanan osmose, pH air dan faktor genetik

2. Media yang cocok untuk pertumbuhan Spirulina sp adalah media Zarrouk

3. Penghitungan kepadatan pertumbuhan phytoplankton, diperoleh hasil bahwa volume bibit Spirulina sp. yang akan diteber sebesar 1,23 ml.

DAFTAR REFERENSI

Admin. 2008. http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah-Perkembangan Mikrobiologi. Diakses pada tanggal 24 April 2011.

Alberto, Vieira Costa,Jorge, Luciane Maria Colla, and Paulo Duarte Filho. 2002. Spirulina platensis Growth in Open Raceway Ponds Using Fresh Water Supplemented with Carbon, Nitrogen and Metal Ions. Laborato´ rio de Engenharia Bioquı´mica, Departamento de Quı´mica, Fundac¸a˜o Universidade Federal do Rio Grande, Caixa Postal 474, CEP 96201-900, Rio Grande, RS, Brasil.

Anonim. 2011 .http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http:/ /microbewiki.kenyon.edu/index.php/Microcystis_aeruginosa. Diakses tanggal 24 April 2011.

______.2011. http://forum.o-fish.com/printthread.php?tid=11132. Diakses pada tanggal 24 April 2011.

______.2011.http://www.zimbio.com/Indonesian+language/articles/ltShcDlyPZ/fungsi+aerasi+dan+beberapa+tipe+aerator. Diakses pada tanggal 24 April 2011.

______.2011.http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknikisolasimikroorganisme/. Diakses pada tanggal 24 April 2011.

Arlyza, I. S. 2005. Isolasi Pigmen Biru dari Mikroalga Spirulina platensis. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. No. 38:79-92. Issn 0125-9830.

Baugis, P. 1979. Marine Plankton Ecology. American Elsevier Publishing Company. New York

Cannon, HG.1928. On the Feeding Mechanism of the Fairy Shrimp Chirocephalus diaphanous. PreVost.Trans. Roy. Soc. Edinb.55:807-22.

Dewi, B. P. 2007. Teknik Kultur Spirulina sp. Skala Laboratorium di Balai Budidaya Air Payau Situbondo Jawa Timur. Vol. X: 31-35.

Ehrenberg.1830. Euglena. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair= en|id&u=http:// en.wikipedia.org/wiki/Euglena. Diakses tanggal 24 April 2011.

Erlina, A. dan Hastuti. 1986. Kultur Plankton. Ditjenkan-IDRC: Jakarta

Hastuti, Woro Satyantini. 2004. Prodi S-1 Budidaya Perairan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga

Ilalqisny, Insan, H. A. et al., 2011. Petunjuk Praktikum Fikologi. Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto.

Isnansetyo, A., dan Kurniastuti. 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton, Pakan Alami Untuk Pembenihan Organisme Laut. Kanisius: Yogyakarta.

Kim, BH, Choi MK, Chung YT, JB Lee, Wui IS, 1997. Blue-green alga Microcystis aeruginosa Kütz. Biru-Hijau Alga Microcystis aeruginosa Kutz. in natural medium. dalam Medium Alami. Bulletin of Environment Contamination and Toxicology, 59:35-43 Buletin Pencemaran Lingkungan dan Toksikologi, 59:35-43

Kurniasih. 2006. Penggunaan Bioenkapsulasi Spirulina sp. dalam Artemia sp. Sebagai Pakan pada Pemeliharaan Pascalarva Udang Putih (Litopenaeus vannamei Boone.).

Shi, XL, Kong, FX, Yu, Y., Yang, Z. 2007. Survival of Microcystis aeruginosa and Scenedesmus obliquus under dark anaerobic conditions. Survival aeruginosa Microcystis dan obliquus Scenedesmus dalam kondisi anaerobik gelap. Marine and Freshwater Research, 58, 634–639 Kelautan dan Penelitian Air Tawar, 58, 634-639

Song, P. 1980. Production and development of chlorella and spirulina in Taiwan. In algae biomass. G. Sheief and C. J. Soeder (Eds.) Elsevier. Holand. 98-113.

2 komentar:

  1. thanks sista,,
    bisnis online murah n berkah, join this site http://www.sepuluhribu.com/?id=widad

    BalasHapus
  2. sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
    sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
    Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
    Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
    Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
    situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

    BalasHapus