24 Mei 2011

Ekstraksi AGAr

EKSTRAKSI AGAR

Oleh :

Nama : Rina Andriyani

NIM : B1J009052

Kelompok : 3

Rombongan : I

Asisten : Anna Laura Silaban

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2011

I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Rumput laut ini banyak diproduksi karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi yaitu dapat menghasilkan agar. Agar merupakan polisakarida yang disusun dari dua fraksi utama yaitu agarosa dan agaropektin. Agar memiliki sifat yang khas yaitu tidak mudah larut dalam air dingin, namun larut dalam air panas. Sifat yang menonjol dari agar adalah sifat gelasi, viskositas dan melting point. Fungsi utama agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan pembuat emulsi, bahan pengisi, dan bahan pembuat gel. Agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sering digunakan dalam berbagai industri misalnya industri makanan, farmasi, tekstil dan lain-lain. Agar juga dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba. Ekstraksi dapat menggunakan jenis rumput laut Gracilaria verrucosa untuk mendapatkan hasil agar dan dapat dihitung hasil rendemennya.

Agar-agar adalah senyawa kompleks polisakarida yang bebas nitrogen dan merupakan hasil ekstraksi baik dalam bentuk kering maupun agar-agar merupakan asam sulfanik, yaitu ester dari galakto linier dan diperoleh dengan mengekstraksi ganggang Agarophyte (ganggang yang mengandung agar-agar). Telah diketahui agar-agar bersifat tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Menurut Rasyid, sifat lain dari agar adalah stabilitas panas yang luar biasa pada pH >5. Larutan agar mempunyai nilai viskositas antara 2-10 mPa.s apabila pada suhu 450C. Sedangkan bobot molekul agar adalah berkisar antara 5000-150000.

Kandungan agar-agar dari Gracilaria gigas Harv. dan Gracilaria\ verrucossa sangat bervariasi tergantung kepada jenis spesies, lokasi pertumbuhan, umur panen dan tekhnik budidaya yang intensif serta penanganan pasca panen yang tepat.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ekstraksi agar adalah untuk mengetahui proses ekstraksi agar.

C. Tinjauan Pustaka

Rumput laut yang dikonsumsi sebagai bahan pangan mempunyai beberapa nilai gizi tinggi didalamnya. Diantaranya mengandung sejumlah protein, vitamin, dan beberapa mineral essensial yang dibutuhkan manusia. Rumput laut mempunyai kandungan protein antara 4% sampai 25% dari berat kering. Kandungan asam amino dalam protein bervariasi bergantung pada faktor iklim, habitat, umur, bagian thalus, serta kondisi pertumbuhan seperti cahaya, nutrien, dan salinitas (Insan dan Widyartini, 2001).

Jenis-jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan oleh manusia pada umumnya dari kelas rumput laut merah (Rhodophyceae). Di dalam rumput laut merah juga mengandung berbagai senyawa diantaranya adalah agar-agar, karaginan, porpirin, maupun furcelaran yang penggunaanya sudah semakin berkembang dalam berbagai iundustri. Disamping ittu di dalam rumput laut merah juga terkandung pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin dan fikosianin (Darmawan et al., 2004).

Agar terdiri dari agarosa dan agaropektin. Dimana agarosa merupakan suatu fraksi dari agar-agar yang merupakan polimer netral dan sedikit mengandung sulfat. Agarosa dikenal sebagai fraksi pembentuk gel dari agar-agar, dimana sifat-sifat gel yang dihasilkannya mendekati sifat-sifat gel ideal untuk keperluan bidang bioteknologi (Subaryono et al., 2003).

Gracilaria gigas Harv. merupakan alga rumput laut dari Divisio Rhodophyta dengan bentuk talusnya yang agak pipih dan kadang-kadang menyerupai silindris dan mempunyai percabangan yang tidak teratur. Talus agak kaku dan didominasi dengan warna kemerah-merahan. Jenis Gracilaria yang terdapat di perairan Indonesia adalah: Gracilaria arcuata, Gracilaria blodjeti dan Gracilaria eucheumoides (Affrianto dan Liviawati, 1989).

Ciri umum Gracilaria sp menurut Aslan (1991), adalah:

1. Thalli berbentuk silindris atau gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun.

2. Di atas percabangan umunya bentuk thalii agak mengecil.

3. Perbedaan bentuk, struktur dan asal-usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam perbedaan tiap spesies.

4. Warna thalli beragam, mulai dari warna hijau-coklat, merah, pirang, merah-coklat dan sebagainya.

5. Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan.

Pertumbuhan Gracilaria umumnya lebih baik di tempat dangkal daripada di tempat dalam. Substrat tempat melekatnya dapat berupa batu, pasir, lumpur dan lain-lain, kebanyakan lebih menyukai intensitas cahaya yang lebih tinggi. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan pembiakan. Suhu optimum untuk pertumbuhan adalah antara 20-280C, tumbuh pada kisaran kadar garam yang tinggi dan tahan sampai pada kadar garam 50 permil. Dalam keadaan basah dapat tahan hidup di atas permukaan air (exposed) selama satu hari (Aslan, 1991). Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan penolong atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi dan bahan pembuat gel. Kelebihan ini digunakan dalam beberapa industri antara lain sebagai media pertumbuhan mikroba, industri makanan, industri farmasi, kosmetik, tekstil, industri kulit, dan lain-lain (Indriani dan Suminarsih, 1992).

Fungsi utama agar-agar dalam berbagai industri adalah sebagai bahan pemantap (stabilizer), bahan penolong atau pembuat emulsi (emulsifier), bahan pengental (thickener), bahan pengisi (filler), dan bahan penolong pembuat gel (gelling agent). Agar-agar dipakai untuk berbagai keperluan, seperti dalam pembuatan roti. Selain untuk bahan makanan, agar-agar digunakan pula sebagai bahan pencampur dalam proses pembuatan ice cream, kembang gula, pudding maupun selai (Affrianto dan Liviawati, 1989).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Bahan yang digunakan untuk praktikum ekstraksi agar meliputi rumput laut Gracilaria verrucosa, Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum, akuades, kaporit 0,25%, KOH 15% 0,03 gr, soda as dense 0,06 gr, dan H2O2 0,006 ml. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi neraca analitik, bak plastik, tempat penjemuran, pisau, oven, erlenmeyer 1 liter, beaker glass 1 liter, gelas ukur, kompor, kertas pH, saringan (kain kasa 40 mesh), termometer, hot plate stirrer, pipet, dan pengaduk.

  1. Metode

· Rumput laut Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum 20 g disiapkan dan dibersihkan.

· Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum 20 g direndam dalam air selama 1-2 jam.

· Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum direndam kembali ke dalam larutan kaporit 0,25 % selama 1 jam (terjadi pemucatan). Kemudian rendam dalam air 400 ml selama 0,5 jam.

· Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum direndam dalam air jeruk 200 ml selama 15 menit sambil diaduk (terjadi pelembutan). Kemudian direndam kembali ke dalam air selama 15 menit dan tiriskan.

· Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum dimasak selama 10 menit dengan perbandingan rumput laut kering : air adalah 1 : 40. Kemudian hasil pemasakan dipres hingga keluar cairan ekstraknya. Cairan yang keluar, kemudian didiamkan hingga terpisah air dan agar.

· Keringkan agar dan masukkan kedalam freezer selama 7 jam. Kemudian jemur atau dioven selama 12 jam. Lalu hitung persentase rendaman agar dengan rumus

Diagram alir Pembuatan Ekstraksi Agar

Gracillaria verucosa, Eucheuma cotonii, Eucheuma spinosum

direndam dengan air selama 2-3 menit dan disortir

Pemucatan dengan CaCO3

Direbus selama 30 menit

Diblender

Direbus selama 2 jam dan diaduk

Sebelum diangkat diberi soda asdens 6,6 gr dan H2O2 0,06 gr

Angkat dan saring

Dinginkan 30 menit tambahkan KOH 3,3 gr




Dicetak

Dipres bila ada alat pengepres

Dikeringkan dengan oven

Rendemen dihitung

Rendemen agar (%) = Bobot lembaran agar-agar x 100%

Bobot rumput laut kering

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil




Gambar 1. Ekstaksi Agar

Perhitungan :

Dik : produk akhir = 3,16 gram

Bobot bahan baku = 20 gram

= 15,8 %

B. Pembahasan

Berdasakan hasil yang diperoleh pada praktikum esktraksi agar dengan bobot kering rumput laut sebesar 20 gram diperoleh rendemen agar sebesar 15,8%. Menurut Zatnika dan Sri (2008) besar kecilnya rendemen agar dipengaruhi oleh suhu, pada suhu yang maksimum struktur agar tidak stabil dam mudah rusak.

Rumput laut Gracilaria verrucosa hidup sebagai fitobentos yang melekat pada substratnya dengan bantuan cakram pelekat (holdfast). Substrat yang sering dilekati adalah batuan, karang, kayu, kulit kerang atau hidup menempel pada alga lain bahkan ada yang hidup di daerah pasir berlumpur atau tambak (Sulistijo, 1985). Pertumbuhan Gracilaria umumnya lebih baik di tempat dangkal dari pada di tempat dalam (Kadi dan Atmadja, 1992). Habitat asli dari tumbuhan laut ini di perairan laut yang agak tenang. Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan pembiakkannya. Suhu optimum untuk pertumbuhannya adalah antara 200C – 280C. Rumput laut Gracilaria merupakan salah satu jenis alga merah yang banyak mengandung gel, dimana gel ini memiliki kemampuan mengikat air yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan kemampuan mengikat air, maka rumput laut Gracilaria verrucosa akan dibuat tepung (Susanto, 1988).

Analisa rumput laut yang dikonsumsi sebagai bahan makanan mengandung sejumlah protein, vitamin, dan beberapa mineral esensial yang diperlukan manusia. Rumput laut mempunyai kandungan protein antara 4– 45 % berat kering. Kandungan asam amino dalam protein bervariasi tergantung faktor iklim, habitat, habitat umur, bagian thallus serta kondisi pertumbuhan serta kondisi pertumbuhan seperti cahaya, nutrien, dan salinitas (Gessner dan Scramm, 1972).

Komposisi rumput laut sebagai bahan pangan adalah karbohidrat, tetapi hanya sebagian kecil saja dari karbohidrat tersebut yang dapat diserap oleh tubuh manusia. Beberapa rumput laut mengandung vitamin, Phorphyra, Ulva, Palmaria dan Fucus mengandung vitamin C, dan kandungan vitamin tertinggi terdapat pada Palmaria dan Fucus. Kandungan vitamin A dan D dapat diukur pada rumput laut yang terkonsentrasi pada ekstrak minyak pada rumput laut. Rumput laut mengandung vitamin B, riboflavin, niacin, asam pantotenat, asam folik, dan vitamin E (Afrianto dan Liviawati, 1989).

Sebagai hasil Studi dinyatakan bahwa Gracilaria verrucosa bisa dibudidayakan dalam kondisi rumah kaca. Tergantung pada tingkat pertumbuhannya, konsentrasi minyak mentah, fosfor protein dan agar-agar dari Gracilaria yang menyebabkan Gracilaria verrucosa dapat dibudidayakan di kondisi rumah kaca. Rumput laut memiliki peran penting dalam produksi primer dan banyak digunakan di berbagai industri seperti makanan, pertanian, kosmetik dan farmasi. Gracilaria (Gracilariales, Rhodophyta) merupakan salah satu dari rumput laut yang paling penting karena memiliki nilai komersial yaitu bisa digunakan dalam pembuatan ekstraksi agar. Komposisi proksimat rumput laut adalah baik karena memiliki nilai gizi yng tinggi yaitu sebagai sumber protein, karbohidrat dan lemak untuk dikonsumsi. Komposisi proksimat dan isi agar-agar dari Gracilaria bervariasi menurut teknik kultur, dan itu menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kadar protein dan ketersediaan nitrogen (Cirik et al., 2010).

Gracilaria verrucosa memiliki tinggi 1-3 dm, tekstur getas berdaging, warna keunguan, keabu-abuan atau tembus grenish, panjang diametarcabang 0,5-2 mm, tipe percabangan dikotomus lateral, sel-sel medula berdiameter 300-450 mikron, dengan dinding agak tipis, korteks terdiri dari 2-3 lapisan sel-sel kecil, banyak tetrasporangia, terpencar di seluruh branchlets, oval, dari permukaan diameter 22-30 mikron, dalam bagian 30-33 mikron panjang, cystocarps sangat menonjol. Gracillaria sp. dapat menghasilkan agar melalui proses ekstraksi. Rumput laut ini memiliki nilai ekonomis yang sangat penting karena penggunaannya yang sangat luas dalam berbagai bidang industri. Selain dalam pembuatan agar-agar, Gracilaria.sp juga dimanfaatkan sebagai bahan makanan (Indriani dan Sumiarsih, 1999).

Klasifikasi Gracilaria verrucosa menurut Luning (1990) adalah sebagai berikut:

Divisi : Rhodophyta

Class : Rhodophyceae

Ordo : Gracilariales

Family : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies : Gracilaria verrucosa

Agar-agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galaktan linier. Bentuk gel diekstrak dari agarophyt berasal dari kelompok Rhodophyceae. Penghasil agar-agar antara lain: Gracilaria, Gelidium, Ahnfeltia, Pterocladia dan dari jenis Acanthopeltis. Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Berbentuk bekuan (solid) pada temperatur 32-290C dan tidak mencair pada suhu di bawah 850C (Aslan, 1991).

Kaporit 0,25% yang digunakan memiliki manfaat untuk pemucatan Gracilaria verrucosa. Air bersih digunakan untuk mmbersihkan rumput laut dari kotoran dan menghilangkan bau kaporit. Larutan ekstrak jeruk nipis digunakan untuk melembutkan rumput laut sehingga mempermudah rumput laut \untukdihaluskan namun pada praktikum mggunakan soda asdens pada praktikum digunakan H2O2 untuk mencerahkan warna rumput laut. Menurut Rasyid, (2004) NaOH 15% digunakan untuk menjaga pH agar jika terlalu basa agar tetap, sedangkan larutan ekstrak jeruk nipis digunakan untuk menjaga pH agar jika terlalu basa. Penambahan KCl selain menghentikan proses hidrolisis dengan kemampuannya dalam menyeimbangkan asam-basa, juga mengandung kation K+ (Potasium) berfungsi meningkatkan kekuatan gel agar namun pada praktikum untuk meningkatkan kekuatan kekentalan menggunakan KOH

Pembuatan agar-agar kertas menurut Indriani & Suminarsih (1999) dimulai dengan proses:

1. Pencucian dan pembersihan

Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel seperti pasir, karang, Lumpur dan rumput laut jenis lain dihilangkan.

2. Perendaman dan pemucatan

Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak sehingga proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murini sebanyak 20 kali berat rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan merendam ke dalam larutan kaporit 0,25% atau larutan kapur tohor 5% sambil diaduk. Setelah 4-6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari.

3. Pelembutan

Untuk lebih memudahkan ekstraksi, dinding sel perlu dipecah dengan menambahkan H2SO4. Rumput laut direndam dalam H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung jenis rumput laut, yaitu untuk Gracilaria 5-10%. Setelah direndam dalam H2SO4 rumput laut kemudian dicuci dengan cara direndam dalam air bersih selama 15 menit, kemudian ditiriskan.

4. Pemasakan

Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih (90-1000 C), ditambahkan ekstrak jeruk nipis untuk memperoleh pH 6-7. Bila > 7, pH-nya diturunkan dengan penambahan ekstrak jeruk nipis, dan bila < 6, ditambahkan NaOH. Pemasakan dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga 2-4 jam tergantung cara pengadukannya.

5. Pengepresan dan pencetakan

Hasil dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang keluar ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda sehingga pH-nya menjadi 7-7,5. bila pH sudah tercapai, cairan kemudian dimasak kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan ke dalam cetakan. Kira-kira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku.

6. Pendinginan

Cairan yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu -200C selama 4-5 hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi dengan sempurna.

7. Pengeringan

Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan. Bila diinginkan agar-agar yang berbentuk lembaran, agar-agar dipotong setebal 0,5 cm. Sebagai alat pemotong dapat digunakan alat pemotong, dapat digunakan kawat halus dari baja. Agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.

Standar mutu agar-agar yang diperdagangkan harus memenuhi standar industri Indonesia menurut Indriani dan Sumiarsih (1992) yaitu:

1. Kadar air 15-21%.

2. Kadar abu maksimal 4%.

3. Kadar karbohidrat sebagai galakton minimal 30%.

4. Logam berbahaya, arsen negative (tidak ada).

5. Zat warna tambahan yang diinginkan untuk mebuat makanan dan minuman.

6. Viskositas agar-agar pada pH 4,5-9 pada suhu 450C dengan konsentrasi larutan 1% adalah 2-10 Cps.

Fungsi utama agar-agar adalah sebagai bahan pemantap, bahan penolong atau pembuat emulsi, bahan pengental, bahan pengisi dan bahan pembuat gel. Kelebihan ini digunakan dalam beberapa industri antara lain sebagai media pertumbuhan mikroba, industri makanan, industri farmasi, kosmetik, tekstil, industri kulit, dan lain-lain. Agar-agar digunakan dalam pembuatan makanan, yaitu berfungsi sebagai thickener dan stabilizer. Dalam industri farmasi agar-agar berguna sebagai pencahar atau peluntur dan kultur bakteri. Dalam industri kosmetika digunakan dalam pembuatan salep, cream, sabun dan pembersih muka atau lotion. Beberapa industri lain menggunakan agar-agar sebagai bahan additive atau tambahan, misalnya dalam beberapa proses pada industri kertas, tekstil, fotografi, semir sepatu, tapal gigi, pengalengan ikan atau daging dan juga untuk kepentingan mikrotomi, museum dan kriminologi (Aslan, 1991).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat diambil kesimpulan antara lain:

  1. Persentase rendemen agar dari Gracilaria verrucosa adalah 15,8 %.
  2. Tahapan ekstraksi agar adalah pencucian dan pembersihan, perendaman dan pemucatan, pelembutan, penghancuran, pemasakan (ekstraksi), pendinginan, pengepresan, pengeringan, dan perhitungan rendemen agar.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawati. 1989. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Bhatara, Jakarta.

Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut . Kanisius, Yogyakarta.

Atmadja, W. S., Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta.

Cirik, Şükran et al.. 2010. Greenhouse Cultivation of Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfuss and Determination of Chemical Composition. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences 10: 559-564 (2010) www.trjfas.org ISSN 1303-2712 DOI: 10.4194/trjfas.2010.0417.

Darmawan, M., Tazwir dan H. E. Irianto. 2004. Fortifikasi Kue Keik menggunakan Bubuk Gracilaria sp dan Sargassum filipendula Sebagai Sumber Asam Lemak Omega-3 dan Iodium. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Vol 10, No.3, Hal. 85-93.

Gessner dan Scramm. 1972. Salinity Plant. Environmental Factor. Willey Interscience, London.

Indriani, H dan Sumiarsih. 1992. Budidaya, Pengelolaan serta Pemasaran Rumput Laut . Penebar Swadaya, Jakarta.

Insan, A. L. dan D. S. Widyartini. 2001. Makroalgae. Fakultas Biologi. Universitas jenderal Soedirman, Purwokerto.

Kadi, A dan W. S. Atmadja. 1992. Rumput Laut (Algaea) : Jenis, Reproduksi, Produksi, Budidaya Pasca Panen. Pusat Pnelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI, Jakarta.

Luning, K. 1990. Seaweed ; Their Environment, Biogeography, and Ecophysiology. John Willey & Sons, Inc. New York. 527 p.

Racmat Rachmaniar dan Abdullah Rasyid. 2002. Ekstraksi Agarose dari Agarofit Glacillaria Verrucosa. Seminar Nasional Rumput Laut, makasar.

Rasyid,A. 2004. Beberapa Catatan Tentang Agar. Jurnal Oseana XXIX (2), 1-7.

Sarjana, P dan Widia. 1998. Mempelajari Tekhnik Pengelolaan Rumput laut Secara Hidrasi. Program Studi Tekhnologi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.

Subaryono, B. S. B. Utomo, T. Wikanta, dan N. Satriyana. 1993. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, Vol. 9, No. 5, Hal. 1-9.

Sulistijo. 1985. Budidaya Rumput Laut . Pewarta Oseana. LON LIPI, Jakarta.

Susanto, A. B. 1988. Laju Pertumbuhan dan Kadar Agar-agar Gracilaria lichenoides (L) GMEL Hasil Budidaya Sistem Lepas Dasar Bertingkat di Pantai Geger Nusa Dua. Skripsi Fabio.

Zatnika, A. Dan Sri istini. 2008. Optimasi Perlakuan Alkali Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Agar Dari Rumput Laut (Gracillaria spp.).

Sinulingga, M., Sri Darmanti. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP : 32-38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar